TUGAS SOFTSKILL PEREKONOMIAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI/JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEDAH JURNAL
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN
PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK UMUM
YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”
DISUSUN
OLEH :
NOVIA DWI KARINDA
28214047
1EB02
BAB 1
LATAR
BELAKANG
Perkembangan di dunia perbankan yang sangat
pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa
suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko
yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Permasalahan perbankan di Indonesia
antara lain disebabkan depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah.
Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian
kredit kepada kelompok atau grup usaha sendiri serta modal yang tidak dapat
mengcover terhadap resiko-resiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan
kinerja bank menurun.
Bank merupakan industri yang dalam kegiatan
usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank perlu
dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas
sehingga bank dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga kinerjanya agar bank
memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap bank
akan terwujud apabila bank mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal.
Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak
sehat semakin populer. Pendirian bank-bank yang semakin menjamur dan persaingan
antar bank yang sangat ketat memunculkan pertanyaan yang mendasar bahwa apakah
semua kondisi bank tersebut sehat. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan
seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank tadi. Oleh
karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui
kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu.
Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank.
Dalam menilai kinerja perusahan perbankan,
umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets,
Management, Earnings, Liquidity). Kelima aspek tersebut dinilai dengan
menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat
dalam menilai kondisi kesehatan perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik
yang sehat maupun yang tidak sehat. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat
kesehatan bank tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat
dan memprediksi kebangkrutan bank. Indikator indikator yang digunakan dalam
tingkat kesehatan bank adalah Capital Adquency Ratio (CAR), Kualitas Aktiva
Produktif (KAP), Net Interest Margin (NIM), Ratio Return On Asset (ROA), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
merasa tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
KINERJA KEUANGAN DAN PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CAMEL PADA BANK UMUM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”.
BAB 2
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
pengaruh variabel CAR, KAP, NIM, ROA, BOPO, dan LDR terhadap tingkat kesehatan
bank umum.
2.
Untuk mengetahui
predikat kinerja bank selama tahun 2009-2011 dengan menggunakan metode CAMEL.
BAB 3
METODE
PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
rasio-rasio keuangan bank berupa Capital Adquency Ratio (CAR), Kualitas Aktiva
Produktif (KAP), Net Interest Margin (NIM), Ratio Return On Asset (ROA), Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR). Adapun sumber data
diperoleh dari publikasi laporan keuangan tahun 2009-2011 melalui penelusuran
dari internet yaitu www.bi.go.id dan publikasi yang diterbitkan oleh
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.com, tidak melalui
perhitungan.
3.2 Variabel
Variabel
yang dianalisis melalui penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen (Y)
dan 6 variabel indenpenden (X). Definisi operasional setiap variabel adalah
sebagai berikut:
1.
Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen
adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi tingkat kesehatan bank yang
merupakan variabel kategori.
2.
Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen.
3.3 Alat Analisis
Uji
Asumsi Klasik Statistik
Karena
data yang digunakan data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi.
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik, baik
itu multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedatisitas.
Regresi
Linier Berganda
Regresi
bertujuan menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel
lain. Variabel yang dipengaruhi satu variabel disebut variabel tergantung atau
dependen sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau
variabel independen.
Regresi
yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel
independen disebut regresi sederhana.
sedangkan regresi yang memiliki satu
variabel dependen dan lebih dari satu
variabel independen disebut regresi
berganda.
Linier
hanya dapat diterapkan pada regresi berganda. karena memiliki variabel
independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika
memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu
maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolinieritas,
autokorelasi, dan heteroskesdastisitas.
Koefisien
Determinasi
Koefisien
determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada Model
Summaryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya
mengunakan R Square yang sudah disesuaikan atau ditulis Adjusted R Square,
karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam
penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R
Square berkisar antara 0 sampai 1.
Uji
Simultan dengan F-Test (ANOVA)
Hasil
F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen jika p-value lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan atau F hitung lebih besar dari F tabel.
a.
Hipotesis Statistik:
Ho :
secara keseluruhan variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikatnya.
Ha :
secara keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya.
b.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
ü F
hitung lebih besar dari Ftabel : Ho ditolak
ü F
hitung lebih kecil dari Ftabel : Ho diterima atau
ü Jika
Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
ü Jika
Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
Uji
Parsial dengan T-Test
Uji T-test
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel
independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.
a.
Hipotesis Statistik:
Ho : secara parsial variabel bebas tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
Ha : secara parsial variabel bebas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
b.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
ü t
hitung lebih besar dari t tabel : Ho ditolak
ü t
hitung lebih kecil dari t tabel : Ho diterima atau
ü Jika
Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
ü Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
BAB 4
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan variabel CAR, KAP, NIM,
ROA, BOPO dan LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Secara parsial variabel KAP dan NIM berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kesehatan. Sedangkan variabel CAR, ROA, BOPO dan LDR berpengaruh tidak signifikan
terhadap tingkat kesehatan bank.
Hasil analisis dari hipotesis kedua menyatakan
bahwa KAP berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dikarenakan
nilai signifikan KAP lebih kecil atau kurang dari 0.05, sehingga hipotesis
diterima. Hal ini konsisten dengan anggapan bahwa KAP yang tinggi memiliki
kecenderungan tingkat kesehatan bank yang baik.
Variabel Management yang diukur dengan rasio NIM
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dikarenakan nilai
signifikan NIM lebih kecil atau kurang dari 0.05, sehingga hipotesis diterima.
Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian milik Titik Aryati dan Shirin
Balafif (2007) yang menyatakan bahwa rasio NIM tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Selain itu, menurut penelitian
Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) juga menyatakan bahwa
rasio NIM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah suatu
bank.
Tidak
berpengaruhnya CAR terhadap tingkat kesehatan bank disebabkan karena bank-bank
tidak mengoptimalkan modal yang ada. Penelitian ini selaras dengan penelitian
Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) yang menunjukkan CAR tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Akan tetapi, hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Luciana Spica Almilia dan
Winny Herdiningtyas (2005) yang menyatakan bahwa rasio CAR mempunyai pengaruh
signifikan terhadap kondisi bermasalah.
Hasil analisis dari hipotesis keempat
menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan
bank dikarenakan nilai signifikan ROA lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis
ditolak. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Titik Aryati
dan Shirin Balafif (2007) yang menunjukkan bahwa rasio ROA tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas
(2005) juga menyatakan bahwa rasio ROA tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kondisi bermasalah artinya semakin rendah rasio ini maka semakin besar
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah.
Dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kesehatan dikarenakan nilai signifikan BOPO lebih besar dari 0.05,
sehingga hipotesis ditolak. Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian
Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) yang menyatakan bahwa
rasio BOPO mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah suatu
bank. Semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Untuk
variabel Liquidity yang diukur dengan
rasio Loan Deposit Ratio (LDR) tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan
bank. Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yaitu Luciana Spica
Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) serta penelitian milik Titik Aryati dan
Balafif (2007) yang memperlihatkan hasil bahwa rasio LDR tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Analisis
dilanjutkan pada penetapan kesimpulan predikat tingkat kesehatan bank yaitu
terdapat sekitar 70% bank selama periode 2009-2011 menunjukkan kondisi bank
yang stabil dengan predikat “Cukup Sehat”. Ada beberapa bank yang mengalami
peningkatan dan penurunan di tahun 2009 sampai tahun 2011. Bahkan ada bank yang
tetap berada pada predikat “Tidak Sehat” selama 3 periode.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka penulis dapat mengambil
kesimpulan, yaitu:
a.
Variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kesehatan bank adalah variabel KAP dan NIM. Sedangkan variabel
CAR, ROA, BOPO dan LDR memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
kesehatan bank.
b.
Predikat kinerja bank selama periode
2009-2011 dengan menggunakan metode CAMEL diketahui terdapat 70% bank
menunjukkan bahwa kondisi bank tersebut stabil. Artinya bank-bank umum dapat
dikategorikan bank yang “Cukup Sehat”. Ada beberapa bank yang mengalami
peningkatan dan penurunan dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Bahkan ada bank
yang tetap berada pada predikat “Tidak Sehat” selama 3 periode.
Tulisannya susah di baca :v
BalasHapussaran sih ubah warnanya jadi hitam atau type text jadi snas serif (Arial, Calibri) kalo times new roman bikin gatel mata wkwkwkwkwk