Sabtu, 02 Mei 2015

BEDAH JURNAL



TUGAS SOFTSKILL PEREKONOMIAN INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI/JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA








BEDAH JURNAL

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK UMUM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”


DISUSUN OLEH :


NOVIA DWI KARINDA
28214047

1EB02


















BAB 1
LATAR BELAKANG

Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan resiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia. Permasalahan perbankan di Indonesia antara lain disebabkan depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau grup usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover terhadap resiko-resiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja bank menurun.
Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas sehingga bank dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga kinerjanya agar bank memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap bank akan terwujud apabila bank mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal.
Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Pendirian bank-bank yang semakin menjamur dan persaingan antar bank yang sangat ketat memunculkan pertanyaan yang mendasar bahwa apakah semua kondisi bank tersebut sehat. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank tadi. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank.
Dalam menilai kinerja perusahan perbankan, umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity). Kelima aspek tersebut dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi kesehatan perbankan, memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat. CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank tetapi juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank. Indikator indikator yang digunakan dalam tingkat kesehatan bank adalah Capital Adquency Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Net Interest Margin (NIM), Ratio Return On Asset (ROA), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PREDIKSI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK UMUM YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA”.













BAB 2
TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1.      Untuk mengetahui pengaruh variabel CAR, KAP, NIM, ROA, BOPO, dan LDR terhadap tingkat kesehatan bank umum.

2.      Untuk mengetahui predikat kinerja bank selama tahun 2009-2011 dengan menggunakan metode CAMEL.





























BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

            Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data rasio-rasio keuangan bank berupa Capital Adquency Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Net Interest Margin (NIM), Ratio Return On Asset (ROA), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan Deposit Ratio (LDR). Adapun sumber data diperoleh dari publikasi laporan keuangan tahun 2009-2011 melalui penelusuran dari internet yaitu www.bi.go.id dan publikasi yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.com, tidak melalui perhitungan.

3.2 Variabel

Variabel yang dianalisis melalui penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen (Y) dan 6 variabel indenpenden (X). Definisi operasional setiap variabel adalah sebagai berikut:

1.      Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kondisi tingkat kesehatan bank yang merupakan variabel kategori.
2.      Variabel Independen (X)

Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. 



3.3 Alat Analisis

Uji Asumsi Klasik Statistik
Karena data yang digunakan data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedatisitas.

Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi satu variabel disebut variabel tergantung atau dependen sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen.
Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel
independen disebut regresi sederhana. sedangkan regresi yang memiliki satu
variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi
berganda.
Linier hanya dapat diterapkan pada regresi berganda. karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskesdastisitas.

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada Model Summaryb dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya mengunakan R Square yang sudah disesuaikan atau ditulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.

Uji Simultan dengan F-Test (ANOVA)
Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan atau F hitung lebih besar dari F tabel.

a.      Hipotesis Statistik:
Ho : secara keseluruhan variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
Ha : secara keseluruhan variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

b.      Kriteria Pengambilan Keputusan:
ü  F hitung lebih besar dari Ftabel : Ho ditolak
ü  F hitung lebih kecil dari Ftabel : Ho diterima atau
ü  Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
ü  Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Uji Parsial dengan T-Test
Uji T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.

a.      Hipotesis Statistik:
Ho : secara parsial variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
Ha : secara parsial variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

b.      Kriteria Pengambilan Keputusan:
ü  t hitung lebih besar dari t tabel : Ho ditolak
ü  t hitung lebih kecil dari t tabel : Ho diterima atau
ü  Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
ü  Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima



























BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan variabel CAR, KAP, NIM, ROA, BOPO dan LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Secara parsial variabel KAP dan NIM berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan. Sedangkan variabel CAR, ROA, BOPO dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Hasil analisis dari hipotesis kedua menyatakan bahwa KAP berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dikarenakan nilai signifikan KAP lebih kecil atau kurang dari 0.05, sehingga hipotesis diterima. Hal ini konsisten dengan anggapan bahwa KAP yang tinggi memiliki kecenderungan tingkat kesehatan bank yang baik.
Variabel Management yang diukur dengan rasio NIM berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dikarenakan nilai signifikan NIM lebih kecil atau kurang dari 0.05, sehingga hipotesis diterima. Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian milik Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) yang menyatakan bahwa rasio NIM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Selain itu, menurut penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) juga menyatakan bahwa rasio NIM tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah suatu bank.
Tidak berpengaruhnya CAR terhadap tingkat kesehatan bank disebabkan karena bank-bank tidak mengoptimalkan modal yang ada. Penelitian ini selaras dengan penelitian Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) yang menunjukkan CAR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) yang menyatakan bahwa rasio CAR mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah.
 Hasil analisis dari hipotesis keempat menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank dikarenakan nilai signifikan ROA lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis ditolak. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) yang menunjukkan bahwa rasio ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) juga menyatakan bahwa rasio ROA tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah artinya semakin rendah rasio ini maka semakin besar kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan dikarenakan nilai signifikan BOPO lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis ditolak. Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) yang menyatakan bahwa rasio BOPO mempunyai pengaruh signifikan terhadap kondisi bermasalah suatu bank. Semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Untuk variabel Liquidity yang diukur dengan rasio Loan Deposit Ratio (LDR) tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yaitu Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) serta penelitian milik Titik Aryati dan Balafif (2007) yang memperlihatkan hasil bahwa rasio LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.
Analisis dilanjutkan pada penetapan kesimpulan predikat tingkat kesehatan bank yaitu terdapat sekitar 70% bank selama periode 2009-2011 menunjukkan kondisi bank yang stabil dengan predikat “Cukup Sehat”. Ada beberapa bank yang mengalami peningkatan dan penurunan di tahun 2009 sampai tahun 2011. Bahkan ada bank yang tetap berada pada predikat “Tidak Sehat” selama 3 periode.





































BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

a.      Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank adalah variabel KAP dan NIM. Sedangkan variabel CAR, ROA, BOPO dan LDR memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank.

b.      Predikat kinerja bank selama periode 2009-2011 dengan menggunakan metode CAMEL diketahui terdapat 70% bank menunjukkan bahwa kondisi bank tersebut stabil. Artinya bank-bank umum dapat dikategorikan bank yang “Cukup Sehat”. Ada beberapa bank yang mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Bahkan ada bank yang tetap berada pada predikat “Tidak Sehat” selama 3 periode.

1 komentar:

  1. Tulisannya susah di baca :v
    saran sih ubah warnanya jadi hitam atau type text jadi snas serif (Arial, Calibri) kalo times new roman bikin gatel mata wkwkwkwkwk

    BalasHapus