Senin, 16 November 2015

PENULISAN: MASALAH SAMPAH DKI JAKARTA



MASALAH SAMPAH DKI JAKARTA


Sampah selalu menjadi di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia.  Tidak hanya di Indonesia saja, namun mungkin juga di Amerika Serikat, Rusia, Madagaskar, Mali, Lesotho, Gabon, Malawi, Senegal, Suriah, Pakistan, Tajikistan, Tiongkok alias Cina, Jepang, Korea Utara, Myanmar, Laos, Timor Leste, Papua Nugini, dan kawan-kawan.  Sebagian besar negara di dunia ini punya masalah dengan sampah.  Biarpun negara tersebut aman dari sampah, namun sampah bisa datang dari laut dan sungai tanpa diundang.  Jadi tidak kita saja yang sering dipusingkan dengan masalah pengelolaan sampah, namun juga banyak negara di dunia ini.
Sampah juga menjadi salah satu persoalan di Jakarta. Dalam satu hari, sampah yang dihasilkan warga Ibu Kota mencapai sekitar 6000 ton. Sampah terus diproduksi oleh masyarakat tanpa mengenal lelah untuk kemudian dibuang di suatu tempat dan kemudian dibawa ke daerah lain di luar Provinsi DKI Jakarta.  Cara seperti ini memang terlihat kurang profesional karena hanya tinggal main lempar ke daerah lain.  Kemudian daerah lainlah yang pusing tujuh keliling memikirkan sampah yang menggunung mau diapakan.
Sampah di Kota DKI Jakarta memang jumlahnya sangat banyak setiap harinya.   Pemerintah DKI Jakarta pun telah berencana akan mengolah dan menampung sampahnya secara mandiri. Tempat pengelolaan sampah ini diwacanakan akan dibangun di setiap pasar di Ibu Kota. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, cara ini bisa menghemat anggaran. Ahok meminta PD Pasar Jaya mencari lahan untuk tempat pengelolaan sampah. “Ini merupakan solusi jangka panjang”, tuturnya.
Seperti diketahui, Ahok sempat berpolemik dengan anggota DPRD Kota Bekasi gara-gara sampah. DPRD Kota Bekasi mengkritisi truk sampah Jakarta yang beroperasi pada siang hari. Padahal, sesuai kontrak truk sampah dari Jakarta hanya boleh ke Bantar Gebang pada malam hari. Masalah lain, air dari dari truk sampah dinilai mengotori jalan di Kota Bekasi.
Belum lagi ditambah dengan masalah lain, karena tak semua warga disiplin dalam membuang sampah. Bahkan, sungai menjadi salah satu lokasi praktis yang dijadikan warga untuk membuang sampah.
Hal itu tentu membawa berbagai akibat. Selain membuat sungai-sungai di Jakarta kumuh, membuang sampah pada sungai juga mengakibatkan aliran air tersumbat dan tak lancar. Alhasil, hal itu menjadi salah satu penyebab utama banjir di Jakarta.
Untuk mengatasi persoalan sampah di Jakarta, Sewaktu Presiden Joko Widodo berjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, beliau sempat menuturkan 4 strategi dalam mengatasi masalah sampah di Jakarta, yaitu:
1.      Bank Sampah
Pemprov DKI Jakarta akan membuat bank sampah di tiap kelurahan. Pembuatan bank sampah dilakukan agar sampah bisa diolah kembali dan bermanfaat bagi warga.
Nantinya, sampah yang diserahkan warga ke bank sampah akan dikelompokan berdasarkan jenisnya. Sampah yang tak dapat didaur ulang dan dimanfaatkan lantas akan dikirim ke Bantar Gebang.
2.      Pengerukan Kali
Pendangkalan sungai di Jakarta terjadi karena banyaknya sampah di dasar sungai. Hal itu menjadi salah satu penyebab banjir di Ibu Kota. Untuk mengatasinya, Jokowi menegaskan, akan mempercepat pengerukan sungai.
3.      Pengolahan Sampah Terpadu
Jokowi mengatakan permasalahan sampah nanti akan ada perencanaan sendiri. Pasalnya, akan ada Intermediate Treatment Facilities (ITF) atau pengolahan sampah terpadu yang berada di lima wilayah Jakarta.
4.      Galakkan kampanye budaya bersih
Jokowi sadar salah satu penyebab banjir Jakarta adalah sungai-sungai Jakarta tak mampu menampung volume air karena mengalami pendangkalan akibat sampah. Salah satu langkah yang dilakukan Jokowi untuk mengatasi hal itu adalah dengan berusaha meningkatkan kesadaran warga Jakarta agar tidak membuang sampah sembarangan.
Jokowi akan mengkampanyekan budaya bersih dan kerja bakti untuk membersihkan kali.
Namun, tetap saja sampah di Jakarta tetap menjadi masalah utama di daerah Jakarta. Sebenarnya mudah, jika pemerintah mau dan bisa membuat tempat pembuangan sampah akhir yang berteknologi canggih di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat sekitarlah yang mengelola sampah dari lingkungan sekitarnya sendiri dengan dipandu oleh pemerintah daerah.  Di tiap beberapa RW atau kelurahan dibuat satu tempat pengolahan sampah modern yang luas, bertingkat-tingkat dan berteknologi mutakhir.  Sampah yang masuk akan diproses menjadi pupuk kompos, energi listrik, bahan daur ulang, bahan bakar briket, kerajinan tangan, barang bekas refurbish layak pakai, dan lain sebagainya.
Apabila proyek pengelolaan sampah modern itu bisa terwujud dan berjalan dengan baik, maka tidak akan ada lagi masalah sampah di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.  Hanya tinggal masalah sampah di laut, sungai, hutan dan di desa-desa saja yang perlu dipikirkan lebih lanjut.  Penduduk sekitar pun akan ikut menjadi sejahtera karena mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dari pengelolaan sampah di lingkungannya sendiri.  Sampah-sampah yang tidak bisa diolah dikirim ke tempat khusus untuk diolah secara intensif dengan perlakuan
Menurut saya yang terpenting adalah partisipasi dari seluruh pihak baik masyarakat, maupun pemerintah bersama-sama berkontribusi aktif dalam mengatasi masalah sampah ini, karena siapapun pemimpinnya dengan berbagai program apapun yang direalisasikan apabila warganya tetap tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya, maka upaya tersebut tentu akan selalu sia-sia. Maka dari itu, ayo mulai dari sekarang kita jaga lingkungan dan mulai mencintai lingkungan kita, mulai dari hal yang terkecil yaitu buang sampah pada tempatnya. Dengan demikian, sampah tidak lagi menjadi masalah bersama baik di Jakarta maupun daerah lainnya.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar