MASALAH
SAMPAH DKI JAKARTA
Sampah selalu menjadi
di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia. Tidak hanya di Indonesia
saja, namun mungkin juga di Amerika Serikat, Rusia, Madagaskar, Mali, Lesotho,
Gabon, Malawi, Senegal, Suriah, Pakistan, Tajikistan, Tiongkok alias Cina,
Jepang, Korea Utara, Myanmar, Laos, Timor Leste, Papua Nugini, dan kawan-kawan.
Sebagian besar negara di dunia ini punya masalah dengan sampah.
Biarpun negara tersebut aman dari sampah, namun sampah bisa datang dari
laut dan sungai tanpa diundang. Jadi tidak kita saja yang sering
dipusingkan dengan masalah pengelolaan sampah, namun juga banyak negara di
dunia ini.
Sampah juga menjadi salah
satu persoalan di Jakarta. Dalam satu
hari, sampah yang dihasilkan warga Ibu Kota mencapai sekitar 6000 ton. Sampah
terus diproduksi oleh masyarakat tanpa mengenal lelah untuk kemudian dibuang di
suatu tempat dan kemudian dibawa ke daerah lain di luar Provinsi DKI Jakarta.
Cara seperti ini memang terlihat kurang profesional karena hanya tinggal
main lempar ke daerah lain. Kemudian daerah lainlah yang pusing tujuh
keliling memikirkan sampah yang menggunung mau diapakan.
Sampah di Kota DKI
Jakarta memang jumlahnya sangat banyak setiap harinya. Pemerintah DKI
Jakarta pun telah berencana akan mengolah dan menampung sampahnya secara
mandiri. Tempat pengelolaan sampah ini diwacanakan akan dibangun di setiap
pasar di Ibu Kota. Menurut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, cara
ini bisa menghemat anggaran. Ahok meminta PD Pasar Jaya mencari lahan untuk
tempat pengelolaan sampah. “Ini merupakan solusi jangka panjang”, tuturnya.
Seperti diketahui, Ahok sempat berpolemik dengan anggota
DPRD Kota Bekasi gara-gara sampah. DPRD Kota Bekasi mengkritisi truk sampah
Jakarta yang beroperasi pada siang hari. Padahal, sesuai
kontrak truk sampah dari Jakarta hanya boleh ke Bantar Gebang pada malam hari.
Masalah lain, air dari dari truk sampah dinilai mengotori jalan di Kota Bekasi.
Belum lagi ditambah dengan
masalah lain, karena tak semua warga disiplin dalam membuang sampah. Bahkan, sungai
menjadi salah satu lokasi praktis yang dijadikan warga untuk membuang sampah.
Hal
itu tentu membawa berbagai akibat. Selain membuat sungai-sungai di Jakarta
kumuh, membuang sampah pada sungai juga mengakibatkan aliran air tersumbat dan
tak lancar. Alhasil, hal itu menjadi salah satu penyebab utama banjir di
Jakarta.
Untuk
mengatasi persoalan sampah di Jakarta, Sewaktu Presiden Joko Widodo berjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta, beliau sempat menuturkan 4 strategi dalam
mengatasi masalah sampah di Jakarta, yaitu:
1. Bank
Sampah
Pemprov DKI Jakarta akan
membuat bank sampah di tiap kelurahan. Pembuatan bank sampah dilakukan agar
sampah bisa diolah kembali dan bermanfaat bagi warga.
Nantinya,
sampah yang diserahkan warga ke bank sampah akan dikelompokan berdasarkan
jenisnya. Sampah yang tak dapat didaur ulang dan dimanfaatkan lantas akan
dikirim ke Bantar Gebang.
2. Pengerukan
Kali
Pendangkalan
sungai di Jakarta terjadi
karena banyaknya sampah di dasar sungai. Hal itu menjadi salah satu penyebab
banjir di Ibu Kota. Untuk mengatasinya, Jokowi
menegaskan, akan mempercepat pengerukan sungai.
3. Pengolahan
Sampah Terpadu
Jokowi
mengatakan permasalahan sampah nanti akan ada perencanaan sendiri. Pasalnya,
akan ada Intermediate Treatment Facilities (ITF) atau pengolahan sampah terpadu
yang berada di lima wilayah Jakarta.
4. Galakkan kampanye budaya bersih
Jokowi sadar salah satu penyebab banjir Jakarta adalah
sungai-sungai Jakarta tak mampu menampung volume air karena mengalami
pendangkalan akibat sampah. Salah satu langkah yang dilakukan Jokowi
untuk mengatasi hal itu adalah dengan berusaha meningkatkan kesadaran warga
Jakarta agar tidak membuang sampah sembarangan.
Jokowi akan mengkampanyekan budaya bersih dan kerja bakti untuk membersihkan kali.
Jokowi akan mengkampanyekan budaya bersih dan kerja bakti untuk membersihkan kali.
Namun, tetap saja sampah di Jakarta tetap menjadi masalah
utama di daerah Jakarta. Sebenarnya mudah, jika pemerintah mau dan
bisa membuat tempat pembuangan sampah akhir yang berteknologi canggih di
tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat sekitarlah yang mengelola sampah
dari lingkungan sekitarnya sendiri dengan dipandu oleh pemerintah daerah.
Di tiap beberapa RW atau kelurahan dibuat satu tempat pengolahan sampah
modern yang luas, bertingkat-tingkat dan berteknologi mutakhir. Sampah
yang masuk akan diproses menjadi pupuk kompos, energi listrik, bahan daur
ulang, bahan bakar briket, kerajinan tangan, barang bekas refurbish layak
pakai, dan lain sebagainya.
Apabila proyek
pengelolaan sampah modern itu bisa terwujud dan berjalan dengan baik, maka
tidak akan ada lagi masalah sampah di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Hanya tinggal masalah sampah di laut, sungai, hutan dan di
desa-desa saja yang perlu dipikirkan lebih lanjut. Penduduk sekitar pun
akan ikut menjadi sejahtera karena mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dari
pengelolaan sampah di lingkungannya sendiri. Sampah-sampah yang tidak
bisa diolah dikirim ke tempat khusus untuk diolah secara intensif dengan
perlakuan
Menurut
saya yang terpenting adalah partisipasi dari seluruh pihak baik masyarakat, maupun
pemerintah bersama-sama berkontribusi aktif dalam mengatasi masalah sampah ini,
karena siapapun pemimpinnya dengan berbagai program apapun yang direalisasikan
apabila warganya tetap tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya, maka
upaya tersebut tentu akan selalu sia-sia. Maka dari itu, ayo mulai dari
sekarang kita jaga lingkungan dan mulai mencintai lingkungan kita, mulai dari
hal yang terkecil yaitu buang sampah pada tempatnya. Dengan demikian, sampah
tidak lagi menjadi masalah bersama baik di Jakarta maupun daerah lainnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar